Sedikit coretan yang saya rsa sedikit penting.
Kembali kita kepada fitrah kejadian manusia.
Dari segumpal darah, menjadi seketul daging dan tulang
belulang.
{
ولقد خلقنا الإنسان من سلالة من طين. ثم جعلناه نطفة في قرار مكين. ثم خلقنا
النطفة علقة فخلقنا العلقة مضغة فخلقنا المضغة عظاماً فكسونا العظام لحماً ثم
أنشأناه خلقاً آخر فتبارك الله أحسن الخالقين }. المؤمنون 12-14.Maksudnya:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari “pati” (yang berasal)
dari tanah; Kemudian Kami jadikan pati itu (setitis) air mani pada penetapan
yang kukuh; Kemudian Kami ciptakan air mani itu menjadi segumpal darah beku
lalu Kami ciptakan darah beku itu menjadi seketul daging; kemudian Kami
ciptakan daging itu menjadi beberapa tulang; kemudian Kami balut tulang-tulang
itu dengan daging. Setelah sempurna kejadian itu Kami bentuk ia menjadi makhluk
yang lain sifat keadaannya. Maka nyatalah kelebihan dan ketinggian Allah
sebaik-baik Pencipta”. [Al-Mu’minun: 12-14].
Macammana pula kejadian ketika Allah ingin menjadikan Adam
alaihisalam.
Ketika ALLAH ingin menjadikan manusia,
Malaikat telah berkta “wahai Tuhanku usah lah jadikan
manusia, dikhuatiri mereka akan kufur kepadaMU”
Namun ALLAH tetap ingin menjadikan manusia dari tanah liat.
Surah Al-Hijr, ayat 28:
"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku
hendak menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dan lumpur hitam yang
berbentuk (berupa)."
Namun apa yang sy terfikir dan memikirkan kata2 pensyarah sy
ketika belajar bab preganancy and labor.
Laluan untuk manusia keluar ke muka bumi ini adalah kemaluan.
Maafkan sy...
Namun kita tidak terfikir akan sebab munasabab nya...
Pensyarah : dngan izin ALLAH, manusia keluar dari jalan itu.
Ingin meningatkan manusia itu akan dari asal usul kita. Dari jalan manakah kita
keluar? Dari jalan hina ALLAH keluarkan kita, hatta anak raja mana pun.
Disini sy terfikir akan siapa kita sekarang? Berlandaskan
lagi perjanjian kita dengan ALLAH ketika kita dicampakkan kedalam rahim si ibu.
Waallahu’alam. Sepandai mana pun kita, sekaya mana pun kita, sekacak/ secantik
mana pun kita itu semua dengan izin ALLAH.... janganlah sombong dan bongkak
kepada pencipta kita.
SURAT 17. AL ISRAA' 37
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena
sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu
tidak akan sampai setinggi gunung.
|
Berkata sy disini bukan untuk berkata kepada sesiapa, namun
ianya lebih kepada diri sendri. betulkan sy jika ada yang sy tersilap.